8. Pulau Anak Krakatau
Anak Gunung Krakatau adalah cagar alam mempunyai daya tarik bagi ilmuwan karena kawasan ini dapat berfungsi sebagai laboratorium alami untuk mempelajari pengetahuan alam, geografi, vulkanologi, dan biologi. Ada beberapa kegiatan yang dapat kita lakukan saat mengunjungi kawasan Gunung Anak Krakatau.
1. Pendakian Gunung Anak Krakatau saat sampai di puncak Gunung Anak Krakatau kita akan disuguhi pemandangan indah dengan hamparan laut biru dan batuan vulkanik merah berpori apokaliptik yang berjatuhan dari kawah jauh ke dalam laut dan akan terlihat gugusan pulau-pulau hijau di sekitar Krakatau.
2. Menyisir perairan, melintasi sekitar Anak Krakatau akan terlihat batu lava hitam asli dan sisa letusan terakhir gunung tersebut dan menikmati hamparan indah laut biru dengan batu karang cantik.
3. Mengexplore pulau, pulau Krakatau masih satu dengan kawasan Konservasi Ujung Kulon. Jadi bisa juga sekalian menjelajahi pulau-pulau di sekitar Ujong Kulon seperti Pulau Peucang dan Pulau Handeleum.
4. Snorkeling di sekitar Krakatau, perairan sekitar Kepulauan Krakatau punya alam bawah laut yang indah untuk snorkeling di dekat bebatuan vulkanik.
Sejarah Pulau Anak Krakatau
Krakatau terbentuk pada 416 SM saat terjadi letusan besar yang menyebabkan tsunami dan pembentukan kaldera. Sebelum terjadi paroksismal kedua, beberapa letusan terjadi diikuti dengan pertumbuhan kerucut Rakata, Danan dan Perbuatan. Letusan paroksismal 27 Agustus 1883 menjadi yang terbesar dalam sejarah letusannya. Letusan tersebut melontarkan rempah vulkanik dengan volume 18 km3, tinggi asap 80 km dan tsunami 30 m di sepanjang pantai barat Banten dan pantai selatan Lampung. Akibatnya, 297 kota kecil hancur sebanyak 36.417 jiwa tewas. Diperkirakan ada 2.000 orang tewas di Sumatera bagian selatan oleh "abu panas" dan 3.150 orang tewas diarah piroklastik yakni pulau-pulau antara Krakatau dan Sumatera.
Krakatau kembali tenang mulai Februari 1884 sampai Juni 1927. Hingga akhirnya, erupsi yang berkomposisi magma basa muncul di pusat komplek Krakatau pada 11 Juni 1930 dan dinyatakan sebagai kelahiran Gunung Anak Krakatau.
Banyaknya letusan membuat Gunung Anak Krakatau tumbuh semakin besar dan tinggi membentuk kerucut yang mencapai tinggi 300 m dari muka laut. Selain itu, wilayah daratannya pun semakin luas.
Sejak lahirnya hingga tahun 2000, Gunung Anak Krakatau telah erupsi lebih dari 100 kali baik bersifat eksplosif maupun efusif. Pada umumnya titik letusan selalu berpindah-pindah di sekitar tubuh kerucutnya. Waktu istirahat Gunung Anak Krakatau berkisar antara 1-8 tahun dan terjadi 4 tahun sekali berupa letusan abu dan leleran lava. Kegiatan terakhirnya adalah letusan abu dan leleran lava yang berlangsung pada 8 November 1992-Juni 2000.
0 Comments:
Posting Komentar